Inkarnasi, Kelahiran, Adam Baru Pandangan_Kristian_tentang_Yesus

Kelahiran Yesus, karya Geertgen tot Sint Jans (abad ke-15)

Ia adalah gambar [dari] Allah yang tidak kelihatan, yang sulung, lebih utama dari segala yang diciptakan, karena di dalam Dialah telah diciptakan segala sesuatu, yang ada di sorga dan yang ada di bumi, ... . (Kolose 1:15-16)

Peristiwa Kelahiran Yesus tercatat dalam 2 Injil Sinoptik, yakni Lukas dan Matius. Lukas terutamanya menceritakan peristiwa sebelum kelahiran Yesus dan berpusat pada Maria, sementara Matius banyak menceritakan peristiwa sebelum kelahiran Yesus dan berpusat pada Yusuf.[19][20] Pertunangan Yusuf dan Maria, serta kelahiran Yesus di Betlehem, sama-sama tercatat dalam Injil Matius dan Lukas.[21] Banyak kejadian yang diceritakan dalam Injil Lukas yang tidak tercatat dalam Injil Matius, contohnya perjalanan dari Nazaret ke Betlehem; dan yang hanya tercatat dalam Injil Matius contohnya Pelarian ke Mesir.[22][23] Pada umumnya kisah Kelahiran Yesus dalam Perjanjian Baru dianggap berakhir dengan ditemukannya Yesus di Bait Allah beberapa tahun kemudian, selepas keluarga tersebut kembali ke Galilea.[21][23]

Keyakinan bahawa Yesus dilahirkan oleh seorang perawan (Maria), yang bermaksud bahawa Ia tidak mempunyai ayah biologi dan dikandung secara ajaib dalam rahim ibu-Nya oleh Roh Kudus, diterima secara luas dalam Kristian awal sejak abad ke-2. Hal tersebut merupakan keyakinan dasar umat Katolik, Ortodoks, dan Protestan pada umumnya; umat Muslim pun juga menerima keyakinan tersebut.[24] Sementara pandangan bahawa Maria tetap perawan selamanya (Keperawanan Abadi Maria), yang meyakini bahawa Maria tidak punya anak lagi selain Yesus, didukung oleh sebahagian besar Kristian: Gereja Asiria Timur, Katolik, Ortodoks Timur dan Oriental, serta banyak denominasi Protestan (contohnya Lutheran, Anglikan, dan Methodis).[25][26][27][28][29][30] Selain itu sebahagian, mengikuti hasil Konsili Efesus tahun 431, juga menghormati dan menggelari Maria sebagai "Bunda Allah" (Theotokos).[31][32][33]

Rasul Paulus melihat kelahiran Yesus sebagai satu peristiwa penting di alam semesta ini, peristiwa kelahiran seorang "manusia baru" yang meluruhkan kerosakan yang telah disebabkan manusia pertama (Adam). Sama seperti Rasul Yohanes, yang melihat Yesus sebagai Firman yang menjelma (menjadi manusia), menyatakan perkaitan universal atas kelahiran-Nya, Rasul Paulus menekankan kelahiran seorang manusia baru dan satu dunia baru dalam kelahiran Yesus. Pandangan eskatologis Rasul Paulus menempatkan Yesus dalam kedudukan yang berlawanan dengan Adam; Yesus taat pada Allah, tidak seperti Adam, dan menjadi pengantara dalam keselamatan dunia.[34] Kelahiran Yesus, bersama dengan kematian dan kebangkitan-Nya, membawa keselamatan serta memulihkan kerosakan yang disebabkan oleh Adam.[35]


Pada abad ke-2 Santo Ireneus, seorang Bapa Gereja, menuliskan:[36][37]

"Ketika Dia menjelma dan menjadi manusia, Dia memulakan kembali garis keturunan umat manusia yang panjang, dan memperlengkapi kita — singkatnya — secara menyeluruh, dengan keselamatan; sehingga apa yang telah hilang dari kita dalam Adam, yakni untuk menjadi serupa dengan gambar dan rupa Allah, dapat dipulihkan dalam Kristus Yesus."

Berkaitan

Rujukan

WikiPedia: Pandangan_Kristian_tentang_Yesus http://www.newadvent.org/cathen/14142b.htm http://www.newadvent.org/cathen/10338a.htm http://books.google.com/?id=z47zgZ75dqgC http://books.google.com/?id=8OJCa6euw5gC http://books.google.com/?id=tHlY94UWi3UC&pg=PA282 http://books.google.com/books?id=sqJ9hi4epJYC&pg=P... http://books.google.com/books?id=j9db9kGwG3MC http://www.fordham.edu/halsall/basis/ephesus.html https://books.google.com/books?id=y_RpbmWNfHcC https://books.google.com/books?id=dbSPOoQfu0IC